SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG

Kamis, 28 Juni 2012

Makalah Kimia Keperawatan Protein dan Asam Amino


Kimia Protein dan Asam Amino



Di Susun Oleh :
Kelompok V
Irawan Okman
Doresmanto
Eka Septa Rini
Lin Sitra Nia
Septi Liana Sari
Sufran Saputra
Ayu Suzana


1126010005
1126010010
1126010015
1126010020
1126010031
1126010036
1126010109


PROGRAM ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2012/2013





KATAPENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahhi Wabarakatuh
            Puji syukur kita hanturkan kepada Allah swt berkat segala rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudulKimia Protein dan Asam Amino”. Dalam Penulisan makalah ini pemakalah merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki pemakalah. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
            Dalam penulisan makalah ini pemakalah menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi  pembaca.

Wasalammualaikum  Warahmatullahi Wabarakatuh.


Bengkulu,     Mei 2012


Pemakalah







BAB I
PENDAHULUAN
1.1    LatarBelakang

Asam amino adalah komponen utama protein, yang ditemukan dalam semua organisme hidup dan memainkan peranan dalam sel hidup. Zat ini dibutuhkan untuk perturnbuhan normal anak-anak dan bagi orang-orang dewasa asam amino dibutuhkan untuk menjaga kesehatan. Tubuh dapat mensintesis beberapa asam amino, tetapi tidak semua. Ada 8 sampai 10 asam amino esensial yang harus ada dalam makanan. Asam-asam amino ini tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus tersedia dalam makanan.
(Holme, dkk., 1993 dan Othmer, K.1978)
Protein sangatlah dibutuhkan oleh tubuh kita ,karena protein berfungsi sebagai salah satu sumber energi yang dibutuh kan tubuh.selain itu pula protein juga berperan dalam sintesis hormon dan pembentukan enzim dan antibodi.Protein juga dibutuhkan bagi tubuh dalam jumlah yang besar sehngga bila kita kekurangan protein akan mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh kita.
(http://zakariaib.multiply.com)
Maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai fungsi dan sumber protein, jenis-jenis protein dan asam amino, penggunaan protein dalam pengobatan dan kehidupan sehari-hari, serta dampak yang kekurangan protein bagi tubuh kita.

1.2.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis dalam pembuatan makalah yang bertemakan Kimia Protein dan Asam Amino adalah untuk memberitahukan pentingnya protein bagi tubuh kita untuk meningkatkan status kesehatan dan cara serta dampak yang sering timbul dari masala kekurangan protein.
1.3. Manfaat Penulisan
v  Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca pada umumnya dan Mahasiswa STIKES TMS Bengkulu.
v  Makalah ini diharapkan dapat menjadi panduan oleh mahasiswa dalam proses belajar Kimia Keperawatan tentang “Kimia Protein dan Asam Amino
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Protein
            Protein  adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino , tersusun atas atom-atom C,H,O, dan N . Protein berasal dari kata proteos yang berarti menduduki tempat pertama . Pada zaman dahulu (1838) protein dianggap sebagai makanan paling penting dan memiliki khasiat yang sangat istimewa bagi tubuh sehingga sering disebut “Protein Mystique” . (Irianto Djoko Pekik. 2007)

2.2.  Fungsi  Protein dan  Sumber  Protein
2.2.a. Fungsi Protein
            Ada delapan  kategori  fungsi  protein  yang  terdiri  atas :
-          Membangun  jaringan  tubuh  yang  baru .
Protein dibutuhkan untuk anabolisme karena unsur gizi ini merupakan konstituen semua sel dan jaringan tubuh .
-          Memperbaiki  jaringan tubuh .
Katabolisme yang terus berlangsung pada semua protein tubuh memerlukan resintesis  protein  yang  baru  dari  asam-asam  amino .
-          Menghasilkan  senyawa  esensial .
Asam amino dan protein merupakan konstituen hormone, enzim dan secret tubuh lainnnya .
-          Mengatur  tekanan osmotic .
Protein plasma (albumin) menjaga keberadaan air dalam plasma darah dan demikian akan mempertahankan volume darah serta mencegah  penimbunan cairan dalam  jaringan (edema)  atau  rongga  tubuh  (asites, hidrotorak ,  dll).
-          Mengatur  keseimbangan  cairan  elektrolit dan  asam -  basa .
Protein plasma merupakan zat aktif osmotic dan pendapar.
-          Menghasilkan  pertahanan  tubuh
Anti body  seperti  immunoglobulin .
-          Menghasilkan  mekanisme  transportasi .
Protein dapat melarutkan zat lemak untuk diangkut dalam darah , misalnya Lipoprotein  yang  membawa  kolesterol .
-          Menghasilkan energy
Setelah nitrogen dikeluarkan , kerangka karbonnya dapat dioksidasi untuk memberikan  empat  kcal/gr protein . (Hartono Andry. 2004 )
2.2.b. Sumber protein
            Dalam kualifikasi protein berdasarkan sumbernya , telah kita ketahui protein hewani dan protein nabati . sumber protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat dalam seperti hati , pangkreas , ginjal , paru-paru , jantung dan jerohan, yang terakhir ini terdiri dari atas babat (gaster ) dan iso (usus halus dan usu besar ) . Susu dan telur termasuk pula sumber protein hewani berkualitas tinggi . Ikan,  kerang-kerangan dan jenis udang merupakan kelompok sumber protein yang baik , karena mengandung sedikit lemak ,tetapi ada yang alergi  terhadap  beberapa  jenis  sumber  protein  hasil  laut  ini .
            Jenis kelompok sumber protein hewani ini mengandung sedikit lemak , sehingga baik bagi komponen susunan  hidangan rendah lemak .ada yang mengatakan bahwa kerang-kerangan mengandung banyak kolesterol , sehingga tidak baik untuk dipergunakan didalam diet yang harus rendah kolesterol . Ayam dan jenis burung lain serta telurnya juga merupakan sumber protein hewani yang berkwalitas baik, harus diperhatikan bahwa telur bagian kuningnya mengandung banyak kolesterol , sehingga baiknya ditinggalkan pada diet rendah kolesterol . (Sediaoetama Achmad Djaeni.2000)
Kacang polong atau ercis adalah salah satu sumber protein nabati yang populer di sekitar kita. Setiap 100 gram kacang polong rebus mengandung 8 gram protein, sehingga merupakan sumber protein nabati yang baik dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan protein kita sehari-hari. Selain itu kacang polong memiliki skor asam amino yang tinggi yaitu 102, di mana skor asam amino yang tinggi menunjukkan bahwa kacang polong mengandung protein dengan asam amino yang lengkap, yang artinya protein dalam kacang polong merupakan protein berkualitas tinggi.
(http://duniafitnes.com/nutrition/kacang-polong-sumber-protein-nabati)



2.3 . Jenis-Jenis Protein
            Berdasarkan fungsinya , protein dapat dibagi menjadi tiga kelompok , yaitu :
1)      Protein lengkap (Complete protein )
            Yang berfungsi untuk pertumbuhan , penggantian hubungan yang rusak dan aus , dan untuk keperluan lain , seperti , pembentukan enzim , hormone , antibody , serta energy jika dperlukan . Telur dan susu merupakan contoh protein lengkap yang mengandung asam amino esensial dengan jumlah yang mencukupi kebutuhan bagi pertumbuhan .

2)      Protein setengah lengkap ( half-complete protein )
Juga memiliki semua fungsi diatas diatas kecuali fungsi untuk pertumbuhan karena asam-asam amino yang dikandungnya tidak cukup bagi permbentukan jaringan tubuh yang baru . Contoh nya adalah makanan sumber protein hewani lainnya diluar telur dan susu seperti daging , ikan , serta ayam .

3)      Protein tidak lengkap (incomplete protein)
Yang umumnya merupakan jenis-jenis makanan sumber protein nabati seperti kacang - kacangan dan biji-bijian atau sereal . Jenis protein ini tidak dapat digunakan untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan rusak atau aus , karena jenis- jenis asam amino asam  esensialnya tidak  lengkap .
Karena itu, makanan yang proteinnya tergolong tidak lengkap harus saling dikombinasikan untuk memberikan semua asam amino esensial yang diperlukan bagi pertumbuhan dan pengantian rusak atau aus .
Contohnya beras, (yang kurang mengandung asam amino lisin) dapat digabungkan  dengan  kedelai  (yang  kurang  mengandung  metionin) .
(Sediaoetama  Achmad  Djaeni. 2000 )

2.4 Jenis-jenis asam amino
Sesuai  dengan  namanya,  asam  amino  terdiri  dari  gugus  asam (-cooh) dan gugus  amin (-nh2).  Pada  titik  isoelektris,  asam  amino berbentuk:
Asam  amino  dalam  bentuk  ion  tersebut  dinamakan  zwitter  ion  yang  bersifat amfoter  (bisa  bsersifat  asam  maupun  basa). Pada  pH  dibawah  titik  isoelektrisnya, asam amino berbentuk.  Pada  pH  di atas  titik  isoelektrisnya,  asam  amino  akan berbentuk. Asam  amino  mempunyai  paling  sedikit 1 C  asymetris  (kecuali glisin), sehingga bersifat optis aktif.

Penggolongan asam amino
1.      Esensial dan non essensial
Asam amino  essensial  adalah  asam  amino yang  diperlukan  tubuh  namun  tubuh tidak mampu mensintesis. Histidin Valin Lisin Isoleusin Triptophan Treonin Leusin Methionin. Histidin dan arginin sering disebut asam  amino semi  essensial  karena   tubuh dapat  mensintesis  namun  tidak  mencukupi  kebutuhan.
Asam amino non esensial adalah asam amino yang diperlukan tubuh dan dapat di produksi oleh tubuh.

2.      Berdasarkan Rantai R
Rantai alifatis : glisin,valin,alanin,leusin,isoleusin
Gugus –OH : serin,treonin,tyrosin
S                : sistein, methionin
Gugus asam : aspartat, asparagin, glutamate,glutamine
Gugus basa : arginin,lisin,hydroksilisin,histidin
Cincin aromatis : tyrosin,tryptophan,fenilalanin,histidin
Asam imino : prolin, hidroksiprolin.

3.    Jenis-jenis  Asam  Amino dikelompokkan  menurut  sifat  atau  struktur  kimiawinya

Asa
m  amino  alifatik  sederhana
1. Glisina (Gly, G) rumus: C2H5NO2
2. Alanina (Ala, A) rumus: C3H7NO2
3. Valina (Val, V) rumus: C5H11NO2
4. Leusina (Leu, L) rumus: C6H13NO2
5. Isoleusina (Ile, I) rumus: C6H13NO2 [hidrofobik]

Asam
 amino hidroksi-alifatik
6. Serina (Ser, S) rumus: C3H7NO3
7. Treonina (Thr, T) rumus: C4H9NO3
Asam amino dikarboksilat (asam)
8. Asam aspartat (Asp, D) rumus: C4H7NO4
9. Asam glutamat (Glu, E) rumus: C5H9NO4

Amida
10. Asparagina (Asn, N) rumus: C4H8N2O3
11. Glutamina (Gln, Q) rumus: C5H10N2O3
Asam amino basa
12. Lisina (Lys, K) rumus: C6H14N2O2
13. Arginina (Arg, R) rumus: C6H14N4O2
14. Histidina (His, H) rumus: 6H9N3O2 [memiliki gugus siklik]

Asam amino dengan sulfur
15. Sisteina (Cys, C) rumus: C3H7NO2S1
16. Metionina (Met, M) rumus: C5H11NO2S

Prolin
17. Prolina (Pro, P) rumus: C5H9NO2 [memiliki gugus siklik]

Asam amino aromatik
18. Fenilalanina (Phe, F) rumus: C9H11NO2
19. Tirosina (Tyr, Y) rumus: C9H11NO3
20. Triptofan (Trp, W) rumus: C11H12N2O2


2.5. Rumus Kimia Asam Amino dan Gugus Fungsionalnya
            Asam amino merupakan senyawa organik yang merupakan satuan penyusun protein yang mempunyai gugus amino dan karboksilat. Oleh karena itu asam amino mempunyai sifat asam maupun basa. Struktur sederhana dari asam amino adalah:
                        NH2
                        |
                        R-CH-COOH
            Suatu asam amino mengandung gugus amina yang bersifat basa dan gugus karboksil yang bersifat asam dalam molekul yang sama. Suatu asam amino yang mengalami reaksi asam basa internal, yang menghasilkan suatu ion dipolar yang disebut sebagai switter ion. Karena terjadinya muatan ion, suatu asam amino mempunyai banyak sifat garam.Pxa suatu asam amino bukanlah Pxa dari gugus -COOH melainkan dari gugus -NH3 dan sebaliknya.(Fessenden, 1989)
            Asam amino tidak selalu bersifat seperti senyawa-senyawa organik, misalnya titik lelehnya diatas 200*C, sedangkan kebanyakan senyawa organik dengan bobot molekul sekitar itu berupa cairan pada temperatur kamar.Asam amino larut dalam air dan pelarut polar lain, tetapi tidak larut dalam pelarut non-polar, seperti dietil eter atau benzena.Asam amino mempunyai momendipol yang besar dan juga mereka kurang bersifat asam dibandingkan sebagian besar asam karboksilat, dan kurang bisa dibandingkan dengan sebagian besar amina.
(Fessenden, 1990)
Asam amino bersifat antara asam lemah dan basa lemah, ia akan terionisasi diantara asam dan basa dalam larutan berair yang disebut amfoterik, sebagai contoh adalah glisin. Senyawa-senyawa amfoterik akan bereaksi dengan asam ataupun basa dan membentuk garam.
 (Routh, 1969)
            Dua asam amino berikatan melalui suatu ikatan peptida dengan melepas sebuah molekul air.Reaksi kesetimbangan ini cenderung untuk berjalan kehidrolisis daripada sintesis.Gugus karboksil suatu asam amino berikatan dengan gugus amino dari asam amino lain yang menghasilkan peptida dengan melepas molekul air.(Winarno, 1992)
            Suatu ikatan peptida mempunyai ikatan rangkaian yang disebabkan oleh tumpang tindih orbital p dari gugus karbonil dengan pasangan elektron yang terdiri dari nitrogen.Suatu peptida adalah suatu amida yang dibentuk dari dua asam amino atau lebih.Ikatan amida antara gugus alfa amino dari suatu asam amino dan gugus karboksil dari asam amino lain adalah ikatan peptide.(Fessenden, 1989).
            Asam amino dapat berperan sebagai asam atau basa, jika suatu kristal asam amino, misalnya alanin dilarutkan dalam air, molekul ini menjadi dipolar yang dapat berperan sebagai asam atau bersifat basa. (Lehninger, 1993).
Asam amino tidak hanya berperan sebagai bahan bangunan dari protein, tapi juga merupakan pelopor kimia bagi banyak senyawa, misalnya glisin diperlukan untuk biosintesis gugus dari hemoglobin.Triptofan merupakan pelopor dan suatu famili zat-zat penting dalam biokimia sistem syaraf.Tirosin merupakan materi penghubung bagi biosintesa dari pigmen kulit. Melanin merupakan biosintesa penghubung yang mengandung nitrogen(Neal, 1971).
            Kelarutan asam amino adalah larut dalam pelarut polar seperti air dan etanol, tetapi tidak larut dalam pelarut non-polar, seperti benzena, heksana dan eter. Titik leburnya yang relatif tinggi (diatas 200*C) menyatakan adanya gugus-gugus yang bermuatan yaitu energi tingi yang diperlukan untuk memecahkan ionik yang mempertahankan kisi-kisi Kristal. (Martin, 1987)
            Asam amino yang sederhana, glisin dapat digunakan sebagai contoh asam amino atau protein sebagai buffer.Ketika glisin didalam larutan dititrasi dengan asam atau basa terjadi pertukaran molekul dari bentuk zwitter ke bentuk dissosiasi pada gugus asam amino atau karboksil. (Routh, 1969)

H-CH(NH3)-COOH <====> H+ + H-CH(NH3)-COO- + -OH <====> H-CH(NH2)-COO- + H2O
lart.asam
(pH=2,4)  zwitter ion (pH=6,0) lart basa.
            Dalam titrasi asam amino, asam amino bertindak sebagai buffer dalam daerah dan cairan tubuh lain yang mempunyai ion dipolar memberikan dua disosiasi ketika bereaksi dengan asam atau basa. Persamaan Hendersen Hassel Bakk, untuk buffer sederhana yang menunjukkan konstanta disosiasi atau Pka sebagai pH pada konsentrasi sama dari gambar dan bentuk buffer asam adalah dituliskan sebagai berkut. (Routh, 1969)
pH = Pka + Log garam/asam
= Pk + Log 1/1
= Pk
            Sifat-sifat
 khusus  asam  amino  antara  lain,  asam  amino  tidak  menyerap  cahaya  tampah/visible. Dengan  pengecualian  asam  amino aromatic  triptofan,  tyrosin,  feni l alanin dan  histidin, tidak  menyerap  sinar  UV  yang  mempunyai  panjang  gelombang 240nm. Sebagian  besar  yang  mempunyai  panjang  gelombang  diatas  240 nm  penyerapan UV oleh  protein disebabkan  kandungan  triptofannya.  (Martin, 1987)

2.6. Aplikasi Penggunaan Protein dalam Pengobatan dan Kehidupan Sehari-hari
Insulin adalah protein kecil (lebih spesifik hormon) yang menurunkan gula darah. Insulin ditemukan oleh Frederick Banting, Charles Best, JJR Macleod dan James Collip (Strakoshc, 2005). Pada saat itu, itu tahu bahwa diabetes adalah penyakit yang menyebabkan orang yang terkena memiliki kesulitan mengendalikan kadar gula darah mereka. Setelah penemuan mereka insulin, cara untuk diabetes pertempuran ditemukan.
http://www.bio.davidson.edu/Courses/Molbio/MolStudents/spring2010/Holzwarth/2wru_asr_r_500.jpg
Struktur bangunan kesopanan insulin analog hiperaktif manusia Protein Data Bank . Untai bawah adalah subunit A dan untai atas adalah subunit B.

Fungsi Insulin

Karena Banting dan penemuan rekan-rekannya ', insulin ditemukan untuk membantu mengatur jumlah glukosa dalam darah. Namun, insulin berfungsi fungsi lebih dari sekedar mengatur jumlah glukosa dalam darah seseorang. Insulin juga mengatur pembentukan asam lemak di hati serta memiliki funtion katabolik dalam oxydization gula (Heilbrunn et al., 1958). Adalah aneh bahwa protein kecil memiliki fungsi fisiologis beberapa, tapi ini tidak terlalu luar biasa di alam. Heilbrunn et al. Menyadari bahwa insulin tidak langsung mengurangi jumlah glukosa dalam darah (Heilbrunn et al., 1958). Hormon adalah kecil karena mereka harus memicu beberapa jalur. Hormon sendiri adalah ligan untuk protein yang lebih besar yang memulai jalur biologis tertentu. Ukuran kecil insulin dan kekuatan jika ikatan disulfida yang memungkinkan untuk dilepaskan ke dalam aliran darah tanpa kehilangan konsentrasi terlalu banyak karena degradasi. Insulin berikatan dengan subunit a-substrat reseptor insulin 1 (IRS-1) yang menyebabkan autophosphorolation dalam sitoplasma subunit B-nya. Kedua insulin dan a-subunit dari IRS-1 dihubungkan oleh dua ikatan disulfida, yang membantu menyusun protein garis (White et al, 1994.).
Pengikatan insulin untuk IRS-1 dimulai beberapa jalur yang melibatkan protein. Jika insulin atau a-subunit dari IRS-1 berubah atau terganggu, hasilnya bisa menyebabkan gejala diabetes karena penumpukan glikogen di hati tidak akan dimulai.
http://www.bio.davidson.edu/Courses/Molbio/MolStudents/spring2010/Holzwarth/url.gif
Fokus pada protein transmembran menengah ke atas dengan insulin terikat untuk itu. Ini adalah interaksi antara insulin dan IRS-1 (White dkk., 1 994).

2.7. Reaksi Identifikasi Protein
Keberadaan senyawa protein dapat diidentifikasi dengan cara mereaksikannya dengan pereaksi Xantoprotein, Hopkins-Cole, dan Millon.

1. Reaksi Xantoprotein
Protein yang mengandung tirosin, fenil alanin, dan triptofan akan menghasilkan reaksi poisitif untuk uji Xantoprotein yakni menghasilkan endapan kuning. Larutan asam nitrat pekat ditambahkan ke dalam larutan protein secara hati-hati. Setelah dicampurkan akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning setelah dipanaskan. Peristiwa yang terjadi adalah nitrasi pada inti benzen yang terdadat pada ini benzen.

2. Reaksi Hopkins-Cole
Pereaksi Hopkins-Cole terbuat dari asam oksalat dan serbuk magnesium dalam air. Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Hal ini disebabkan, triptofan dapat berkondensasi dengan sejumlah aldehida dengan bantuan asam kuat, membentuk senyawa yang berwarna. Setelah dicampur dengan pereaksi HOpkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi akan terbentuk cicicn ungu pada batas diantara kedua cairan tersebut.

3. Reaksi Millon
Pereaksi millon terbuat dari campuran larutan raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi millon ditambahkan ke dalam larutan protein akan dihasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah akibat pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk protein yang mengandung gugus fenol-fenol, protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil positif.








BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Protein  adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino , tersusun atas atom-atom C,H,O, dan N. Ada delapan  kategori  fungsi  protein  yang  terdiri  atas : Membangun  jaringan  tubuh  yang  baru, Memperbaiki  jaringan tubuh, Menghasilkan  senyawa  esensial, Mengatur  tekanan osmotic, Mengatur  keseimbangan  cairan  elektrolit dan  asam -  basa, Menghasilkan  pertahanan  tubuh, Menghasilkan  mekanisme  transportasi, Menghasilkan energy. Jenis-Jenis Protein : Protein lengkap (Complete protein ), Protein setengah lengkap ( half-complete protein ), dan Protein tidak lengkap (incomplete protein).
3.2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengharapkan kepada para mahasiswa keperawatan khususnya, agar dapat memahami tentangKimia Protein dan Asam Amino, agar dapat menambah pengetahuan kita sebagai perawat. Serta diharapkan kritik dan saran yang membangaun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.










DAPTAR ISI


HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................


BAB I  PENDAHULUAN...........................................................................................................
1.1. Latar Belakang .....................................................................................................................
1.2. Tujuan ...................................................................................................................................
1.3. Manfaat..................................................................................................................................

                                                          
BAB II  PEMBAHASAN............................................................................................................
2.1. Pengertian Protein.................................................................................................................
2.2. Fungsi dan Sumber Protein...................................................................................................
2.3. Jenis-Jenis Protein.................................................................................................................
2.4. Jenis-Jenis Asam Amino.......................................................................................................
2.5. Rumus Kimia Asam Amino dan Gugus Fungsionalnya.......................................................
2.6. Aplikasi Penggunaan Protein Dalam Pengobatan dan Kehidupan Sehari-Hari....................
2.7. Reaksi Identifikasi Protein...................................................................................................


BAB III  PENUTUP.....................................................................................................................
3.1. Kesimpulan............................................................................................................................
3.2. Saran......................................................................................................................................

Daftar Pustaka..............................................................................................................................










DAFTAR PUSTAKA
Hartono Andry. 2004. Terapi Gizi dan Diet. Yogyakarta : Andi Offset
Irianti Djoko Pekik. 2007. Panduan Gizi Lengkap.  Jakarta : EGC
Sediaoetama Achmad Djeine. 2000. Ilmu Gizi. Jakarta Timur : Dian Rakyat
WWW. Google. Com. 2012. http://www.bio.davidson.edu
WWW. Google. Com. 2012. http://endangsuryana.blogspot.com
WWW. Google. Com. 2012. (http://duniafitnes.com/nutrition/kacang-polong-sumber-protein-nabati)

















Read More...