SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG

Kamis, 28 Juni 2012

Makalah Kimia Keperawatan Konsep Cairan


MAKALAH KIMIA
KONSEP CAIRAN





Disusun oleh kelompok 1 :

                                              • Evan Tri Saputra     1126010016         
                                              • Atry Chernovita       1126010011         
                                              • Ajeng Siswandi         1126010022          
                                              • Hili Riza                    1126010006               
                                              • Serli Puspita Sari      1126010001
                                              • Suhermanto Eka P   1126010027
                                              • Vitri Anita S              1126010037
                                              • Noven Heryadi         1126010032   
                                              • Andi Wijaya              0826010226
                                              • James Parulian H      0726010236

  Dosen Pembimbing          :
Herlin Sulita M.sc,Apt



PRODI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2012/2013

BAB II

PEMBAHASAN

A.   Definisi cairan tubuh
       Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”. (Efendi.2008)
Tubuh manusia sebagian besar terdiri atas cairan, persentasenya dapat berubah, tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi usia <1 tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia > 1 tahunmengandung air sebanyak 70-75%. Seiring dengan pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur turun yaitu pada laki-lakidewasa 50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat badan. (Anonim. 2012)
Cairan tubuh merupakan istilah secara umum untuk semua cairan yang normal yang terdapat dalam tubuh. Cairan tubuh tersebut antara lain termasuk air ludah, liur Lambung, liur pencernaan lain dan cairan-cairan dalam rongga sendi, air mata,
cairan hidung, keringat dan kemih.

B.   Fungsi cairan tubuh
Cairan itu mempunyai banyak fungsi bagi tubuh kita diantaranya :
  1. Mengatur suhu tubuh
      Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik
  2. Melancarkan peredaran darah
      Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
   3. Membuang racun dan sisa makanan
       Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni dan pernafasan..
    4.Kulit
       Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk  menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
    5.Perncernaan
       Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel – sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem  pencernaan  di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancer sehingga feses pun keluar dengan lancar.
    6.Pernafasan
       Paru – paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru – paru harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel -  sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh.

    7.Sendi dan otot
       Cairan tubuh melindungi dsan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Sebaliknya konsumsi air selama beraktivitas untuk meminimalisasi risiko kejang otot dan kelelahan. (Dyah.2011)
       Selain fungsi cairan diatas ada fungsi-fungsi cairan yang lain, yaitu sebagai berikut :
       • Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
       • Transpor nutrisi ke sel
       • Transpor hasil sisa metabolisme
       • Transfor hormon
       • Pelumas antar organ
       • Mempertahankan tekanan hidrostastik dalam system kardiovaskuler. (tarwoto&wartonah,2006).
C.   Komposisi cairan tubuh
Cairan tubuh mengandung :
•  oksigen yang berasal dari paru-paru
•  nutrisi yang berasal dari saluran pencernaan
•  produk metabolisme seperti karbondioksida
•  ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul disebut juga  
    elektrolit.(Tarwoto&Wartonah.2008)
     Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut) diantaranya :

1. Air
     Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.
2. Solut (terlarut)
     Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) elektrolit dan non-elektrolit.
a. elektrolit :
          Merupakan substansi yang berdiasosiasi (terpisah). Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain atau dengan berat molekul dalam garam.
- Gangguan kebutuhan Elektrolit:
1.  Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar Natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual, muntah dan diare.
2.  Hipernatremia
 Merupakan suatu keadaan dimana kadar Natrium dalam plasma tinggi, yang ditandai dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering, dll.
3.  Hipokalemia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar  Kalium dalam darah. Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare berkepanjangan.
4.  Hiperkalemia
 Merupakan suatu keadaan dimana kadar Kalium dalam darah tinggi. Keadaan ini sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik. Hiperkalemia dditandai dengan adanya mual, hiperaktifitas system pencernaan, dll.
5. Hipokalsemia
 Merupakan kekurangan kadar Kalsium dalam plasma darah. Hipokalsemia ditandai dengan adanya kram otot dan karam perut, kejang,bingung, dll.
6.  Hiperkalsemia
 Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar Kalsium dalam darah. Hal ini terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan. Hiperkalsemia ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, dll, dan kadar kalsium daam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
7.  Hipomagnesia
 Merupakan kekurangan kadar Magnesium dalam darah. Hipomagnesia ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, dll, serta kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.
8.  Hipermagnesia
 Merupakan kelebihan kadar Magnesium dalam darah. Hal ini ditandai dengan adanya koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L. (Robby.2011)





 b. Non-elektrolit :
Merupakan substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin.
D.   JENIS CAIRAN TUBUH

1.  Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total          
Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.

2.  Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB    
Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES). Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES) dibagi menjadi :

a. Cairan Interstisial (CIT)
Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume (CIT) kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa.


b. Cairan Intravaskular (CIV)
          Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain.
c. Cairan Transelular (CTS)    :
      Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS) meliputi cairan serebrospinal,
perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
Tabel.Distribusi Cairan Tubuh
distribusi-cairan1
ket: Berat Badan normal 70 Kg.
    Tabel. Nilai rata-rata cairan ekstraseluler(CES) dan cairan intraseluler(CIS) pada dewasa normal terhadap BB
cairan-tubuh
Maxwell, Morton H. Clinical Disorders of Fluid and Electrolyte Metabolism, 4th ed. McGraw Hill, 1987, p.9.

komposisi-cairan


E.   Pengaturan elektrolit dalam tubuh(kation & anion)
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.        
         
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam
       Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO4)

       1)  Pengaturan keseimbangan natrium
       Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfngsi dalam pengaturan osmolaritas dan volume cairan tubuh.
       2) Pengaturan keseimbangan kalium
       Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit. Aldosteron juga berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel). Sistem pengaturannya melalui tiga langkah:

                a) Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan   
             peningkatan produksi aldosteron.
                b) Peningkatan jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang
             dikeluarkanmelalui ginjal.
               c) Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan
             ekstrasel menurun.
       3) Pengaturan keseimbangan kalsium
          Kalsium dalam tubuh berfungsi dalam pembentukan tulang.
       4) Pengaturan keseimbangan magnesium
          Magnesium merupakan kation dalam tubuh yang terpenting kedua dalam cairan intrasel.
       5) Pengaturan keseimbangan klorida
          Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel, tetapi klorida dapat ditemukan pada cairan ekstrasel dan intrasel. Fungsi klorida biasanya bersatu dengan natrium yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan osmotic dalam darah.
       6) Pengaturan keseimbangan bikarbonat
          Bikarbonat merupakan elektrolit utama dalam larutan buffer (penyangga) dalam tubuh.
       7) Pengaturan keseimbangan fosfat (PO4)
 Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi dalam pembentukan gigi dan tulang. Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine. Komposisi elektrolit dalam plasma sebagai berikut :

  ü  Natrium                 : 135 – 145 m Eq/L
  ü  Kalium                   : 3,5 - 5,3 m Eq/L
  ü  Klorida                   : 100 – 106 m Eq/L
  ü  Bikarbonat arteri   : 22 - 26 m Eq/L
  ü  Bikarbonat vena    : 24 - 30 m Eq/L
  ü  Kalsium                 : 4 – 5 m Eq/L
  ü  Magnesium             : 1,5 - 2,5 m Eq/L
  ü  Fosfat                     : 2,5 - 4,5 mg/100ml. (Robby.2011)






















KATA PENGANTAR

Asslammualaikum Wr.Wb
         
          Puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT berkat segala rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul tentang KONSEP CAIRAN.
          Dalam penulisan makalah ini pemakalah merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki pemakalah. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sanagt kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
          Dalam pembuatan makalah ini, kami sangat mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.

Wassalammualaikum Wr.Wb
Bengkulu, 19 Mei 2012


Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang

  Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
      Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan dalam memelihara fungsi tubuh dan proses homelstasis, tubuh kita terdiri atas sekitar 60% air yang tersebar didalam sel, maupun diluar sel. Namun demikian, besarnya kandungan air tergantung dari usia, jenis kelamin, dan kandungan lemak.    
      
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.



2.     Rumusan masalah
a.     Apa yang dimaksud konsep cairan ?
b.     Apa fungsi,jenis dan komposisi cairan dalam tubuh?
c.      Bagaimana pengaturan cairan elektrolit dalam tubuh?

3.     Tujuan
Ada pun tujuan penulis dalam pembuatan makalah yang bertemakan tentang KONSEP CAIRAN adalah untuk memberitahukan tentang pentingnya kebutuhan cairan dalam tubuh manusia untuk  metabolisme dalam tubuh manusia.

4.     Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaatdan dapat menambah pengetahuan serta wawasan pagi pembaca, dan makalah ini juga dapat dijadikan sebagai panduan bagi mahasiswadalam proses belajar tentang kebutuhan cairan tubuh manusia.












BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garan dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.

B.   SARAN

        Berdasarkan kesimpulan diatas penulis mengharapkan kepada pembaca, agar dapat memahami dan bisa menambah pengetahuan serta wawasan tentang konsep cairan dalam tubuh. Dan kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.



DAFTAR PUSTAKA

     Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.























DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...

BAB I.PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang…………………………………………………………………..
1.2  Rumusan Masalah……………………………………………………………….
1.3  Tujuan……………………………………………………………………………
1.4  Manfaat…………………………………………………………………………..

BAB II.PEMBAHASAN
1.1  Defenisi Konsep Cairan…………………………………………………………
1.2  Fungsi Cairan Tubuh…………………………………………………………….
1.3  Komposisi Cairan Tubuh………………………………………………………..
1.4  Pengaturan elektrolit dalam tubuh (kation&anion)……………………………...
1.5  Jenis Cairan Tubuh………………………………………………………………

BAB III.PENUTUP
3.1  Kesimpulan……………………………………………………………………...
3.2  Saran…………………………………………………………………………….

Daftar Pustaka……………………………………………………………………….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar