MAKALAH KIMIA
KONSEP CAIRAN
Disusun
oleh kelompok 1 :
• Evan Tri Saputra 1126010016
• Atry Chernovita 1126010011
• Ajeng Siswandi 1126010022
• Hili Riza 1126010006
•
Serli Puspita Sari 1126010001
•
Suhermanto Eka P 1126010027
•
Vitri Anita S 1126010037
•
Noven Heryadi 1126010032
•
Andi Wijaya 0826010226
• James Parulian H 0726010236
• James Parulian H 0726010236
Dosen Pembimbing :
Herlin Sulita M.sc,Apt
Herlin Sulita M.sc,Apt
PRODI
KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI
MANDIRI SAKTI BENGKULU
2012/2013
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
cairan tubuh
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah
suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap
dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan
cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar
untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan
proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya
lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”. (Efendi.2008)
Tubuh manusia sebagian
besar terdiri atas cairan, persentasenya dapat berubah, tergantung pada umur,
jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi usia <1 tahun cairan
tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia > 1
tahunmengandung air sebanyak 70-75%. Seiring dengan pertumbuhan seseorang
persentase jumlah cairan terhadap berat
badan berangsur-angsur turun yaitu pada laki-lakidewasa 50-60% berat
badan, sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat badan. (Anonim. 2012)
Cairan tubuh merupakan
istilah secara umum untuk semua cairan yang normal yang terdapat dalam tubuh.
Cairan tubuh tersebut antara lain termasuk air ludah, liur Lambung, liur
pencernaan lain dan cairan-cairan dalam rongga sendi, air mata,
cairan hidung, keringat dan kemih.
cairan hidung, keringat dan kemih.
B.
Fungsi
cairan tubuh
Cairan itu mempunyai banyak fungsi bagi tubuh kita
diantaranya :
1. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik
1. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik
2. Melancarkan
peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3. Membuang racun
dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni dan pernafasan..
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni dan pernafasan..
4.Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5.Perncernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel – sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancer sehingga feses pun keluar dengan lancar.
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel – sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancer sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6.Pernafasan
Paru – paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru – paru harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel - sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh.
Paru – paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru – paru harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel - sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh.
7.Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dsan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Sebaliknya konsumsi air selama beraktivitas untuk meminimalisasi risiko kejang otot dan kelelahan. (Dyah.2011)
Cairan tubuh melindungi dsan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Sebaliknya konsumsi air selama beraktivitas untuk meminimalisasi risiko kejang otot dan kelelahan. (Dyah.2011)
Selain fungsi cairan diatas ada
fungsi-fungsi cairan yang lain, yaitu sebagai berikut :
• Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
• Transpor nutrisi ke sel
• Transpor hasil sisa metabolisme
• Transfor hormon
• Pelumas antar organ
• Mempertahankan tekanan hidrostastik dalam system kardiovaskuler. (tarwoto&wartonah,2006).
• Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
• Transpor nutrisi ke sel
• Transpor hasil sisa metabolisme
• Transfor hormon
• Pelumas antar organ
• Mempertahankan tekanan hidrostastik dalam system kardiovaskuler. (tarwoto&wartonah,2006).
C.
Komposisi
cairan tubuh
Cairan tubuh mengandung :
• oksigen yang berasal dari paru-paru
• nutrisi yang berasal dari saluran pencernaan
• produk metabolisme seperti karbondioksida
• ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul disebut juga
elektrolit.(Tarwoto&Wartonah.2008)
Cairan tubuh mengandung :
• oksigen yang berasal dari paru-paru
• nutrisi yang berasal dari saluran pencernaan
• produk metabolisme seperti karbondioksida
• ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul disebut juga
elektrolit.(Tarwoto&Wartonah.2008)
Semua cairan tubuh adalah air larutan
pelarut, substansi terlarut (zat terlarut) diantaranya :
1.
Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.
2.
Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) elektrolit dan non-elektrolit.
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) elektrolit dan non-elektrolit.
a. elektrolit :
Merupakan
substansi yang berdiasosiasi (terpisah). Elektrolit berdisosiasi menjadi ion
positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu
sama lain atau dengan berat molekul dalam garam.
-
Gangguan kebutuhan Elektrolit:
1. Hiponatremia
Merupakan
suatu keadaan kekurangan kadar Natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan
adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual, muntah dan diare.
2. Hipernatremia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar Natrium
dalam plasma tinggi, yang ditandai dengan adanya mukosa kering,
oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit
kemerahan, lidah kering, dll.
3. Hipokalemia
Merupakan
suatu keadaan kekurangan kadar Kalium
dalam darah. Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi
pada pasien yang mengalami diare berkepanjangan.
4. Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar Kalium
dalam darah tinggi. Keadaan ini sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit
ginjal, asidosis metabolik. Hiperkalemia dditandai dengan adanya mual,
hiperaktifitas system pencernaan, dll.
5. Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar Kalsium dalam
plasma darah. Hipokalsemia ditandai dengan adanya kram otot dan karam perut,
kejang,bingung, dll.
6. Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar Kalsium
dalam darah. Hal ini terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar
gondok dan makan vitamin D secara berlebihan. Hiperkalsemia ditandai dengan
adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, dll, dan kadar kalsium
daam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
7. Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar Magnesium dalam
darah. Hipomagnesia ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki
dan tangan, dll, serta kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.
8. Hipermagnesia
Merupakan kelebihan kadar Magnesium dalam
darah. Hal ini ditandai dengan adanya koma, gangguan pernapasan, dan kadar
magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
(Robby.2011)
b.
Non-elektrolit :
Merupakan substansi seperti glokusa dan urea yang tidak
berdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100
ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin
dan bilirubin.
D.
JENIS CAIRAN TUBUH
1. Cairan Intraselular
(CIS) = 40% dari BB total
Adalah
cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari
cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria
dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan
intraselular.
2. Cairan Ekstraselular
(CES) = 20% dari BB
Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun
dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh
terkandung didalam (CES). Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun
sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam
rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES) dibagi menjadi :
a. Cairan Interstisial (CIT)
Cairan
disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe
termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume (CIT)
kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang
dewasa.
b. Cairan Intravaskular (CIV)
Cairan yang terkandung di dalam pembuluh
darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak.
Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%)
dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah
merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer
tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Tapi
nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung
pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain.
c. Cairan Transelular (CTS) :
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
Tabel.Distribusi
Cairan Tubuh
ket: Berat Badan normal 70 Kg.
Tabel. Nilai
rata-rata cairan ekstraseluler(CES) dan cairan intraseluler(CIS) pada dewasa
normal terhadap BB
Maxwell, Morton H.
Clinical Disorders of Fluid and Electrolyte Metabolism, 4th ed. McGraw Hill,
1987, p.9.
E.
Pengaturan
elektrolit dalam tubuh(kation & anion)
Pengaturan
keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu volume
cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume
cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam
urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari
air dan garam tersebut.
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam
Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO4)
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam
Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO4)
1) Pengaturan keseimbangan
natrium
Natrium merupakan kation dalam tubuh
yang berfngsi dalam pengaturan osmolaritas dan volume cairan tubuh.
2) Pengaturan keseimbangan kalium
Kalium merupakan kation utama yang
terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit. Aldosteron
juga berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan
ekstrasel). Sistem pengaturannya melalui tiga langkah:
a) Peningkatan konsentrasi
kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan
peningkatan produksi aldosteron.
peningkatan produksi aldosteron.
b) Peningkatan jumlah
aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang
dikeluarkanmelalui ginjal.
dikeluarkanmelalui ginjal.
c) Peningkatan pengeluaran
kalium; konsentrasi kalium dalam cairan
ekstrasel menurun.
ekstrasel menurun.
3) Pengaturan keseimbangan kalsium
Kalsium dalam tubuh berfungsi dalam
pembentukan tulang.
4) Pengaturan keseimbangan
magnesium
Magnesium merupakan kation dalam
tubuh yang terpenting kedua dalam cairan intrasel.
5) Pengaturan keseimbangan klorida
Klorida merupakan anion utama dalam
cairan ekstrasel, tetapi klorida dapat ditemukan pada cairan ekstrasel dan
intrasel. Fungsi klorida biasanya bersatu dengan natrium yaitu mempertahankan
keseimbangan tekanan osmotic dalam darah.
6) Pengaturan keseimbangan
bikarbonat
Bikarbonat merupakan elektrolit utama
dalam larutan buffer (penyangga) dalam tubuh.
7) Pengaturan keseimbangan fosfat
(PO4)
Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi
dalam pembentukan gigi dan tulang. Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan
dikeluarkan melalui urine. Komposisi elektrolit dalam plasma sebagai berikut :
ü Natrium :
135 – 145 m Eq/L
ü Kalium :
3,5 - 5,3 m Eq/L
ü Klorida :
100 – 106 m Eq/L
ü Bikarbonat arteri : 22 - 26 m Eq/L
ü Bikarbonat vena : 24 - 30 m Eq/L
ü Kalsium :
4 – 5 m Eq/L
ü Magnesium : 1,5 - 2,5 m Eq/L
ü Fosfat : 2,5 - 4,5 mg/100ml. (Robby.2011)
KATA
PENGANTAR
Asslammualaikum Wr.Wb
Puji
syukur kita haturkan kepada Allah SWT berkat segala rahmat dan hidayahnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul tentang KONSEP
CAIRAN.
Dalam
penulisan makalah ini pemakalah merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
pemakalah. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sanagt
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam
pembuatan makalah ini, kami sangat mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga dengan
adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
Wassalammualaikum Wr.Wb
Bengkulu, 19 Mei
2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu
proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam
berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan
adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk
menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan
proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya
lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan cairan.
Cairan dan elektrolit merupakan komponen
tubuh yang berperan dalam memelihara fungsi tubuh dan proses homelstasis, tubuh
kita terdiri atas sekitar 60% air yang tersebar didalam sel, maupun diluar sel.
Namun demikian, besarnya kandungan air tergantung dari usia, jenis kelamin, dan
kandungan lemak.
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
2.
Rumusan
masalah
a. Apa
yang dimaksud konsep cairan ?
b. Apa
fungsi,jenis dan komposisi cairan dalam tubuh?
c. Bagaimana
pengaturan cairan elektrolit dalam tubuh?
3.
Tujuan
Ada
pun tujuan penulis dalam pembuatan makalah yang bertemakan tentang KONSEP
CAIRAN adalah untuk memberitahukan tentang pentingnya kebutuhan cairan dalam
tubuh manusia untuk metabolisme dalam
tubuh manusia.
4.
Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaatdan dapat menambah
pengetahuan serta wawasan pagi pembaca, dan makalah ini juga dapat dijadikan
sebagai panduan bagi mahasiswadalam proses belajar tentang kebutuhan cairan
tubuh manusia.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pengaturan keseimbangan cairan perlu
memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan
osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan garan dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini
dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk
mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan
mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan.
Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah
paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan sistem
dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.
B.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis
mengharapkan kepada pembaca, agar dapat memahami dan bisa menambah pengetahuan
serta wawasan tentang konsep cairan dalam tubuh. Dan kami berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar
Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...
BAB
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………………..
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………………….
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………..
BAB II.PEMBAHASAN
1.1 Defenisi
Konsep Cairan…………………………………………………………
1.2 Fungsi
Cairan Tubuh…………………………………………………………….
1.3 Komposisi
Cairan Tubuh………………………………………………………..
1.4 Pengaturan
elektrolit dalam tubuh (kation&anion)……………………………...
1.5 Jenis
Cairan Tubuh………………………………………………………………
BAB III.PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar