SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG

Kamis, 08 Maret 2012

Cara mengukur Tekanan darah



Cara mengukur Tekanan darah
  1. Lilitkan manset tensimeter pada lengan atas (kiri atau kanan) di atas siku. Manset dililitkan pada bagian ini karena di sana terdapat pembuluh darah Arteri yang berasal langsung dari jantung. Pembuluh ini terletak dekat di bawah kulit, disebut juga Arteri Brachialis.
  2. Upayakan tensimeter diletakkan setinggi/sejajar jantung baik dalam posisi tidur maupun duduk/berdiri. Tangan yang diperiksa dalam keadaan rileks.
  3. Tutuplah katup pengatur udara pada pompa karet manset tensimeter dengan cara memutar kekanan sampai habis.
  4. Stetoskop dipasang pada telinga Anda, bagian yang pipih ditempelkan pada bagian dalam lipatan siku di sebelah bawah lilitan manset.
  5. Pompalah udara kedalam manset dengan cara meremas pompa karet berulang-ulang sampai tekanan menunjukkan/mencapai 140 mmHg. Tekanan 140 mmHg ini atas dasar 20 mmHg di atas tekanan sistole yang diperkirakan pada orang dewasa normal (tidak menderita hipertensi) yaitu 120 mmHg. Bila yang diperiksa adalah penderita hipertensi, maka naikkan lagi 20 mmHg dst secara bertahap.
  6. Manset yang dipompa menyebabkan tekanannya meningkat dan menekan Arteri Brachialis sehingga aliran darah berhenti mengalir.
  7. Buka kembali katup pengatur udara dengan cara memutar kekiri sedikit dengan penuh perasaan agar udara dari manset keluar sedikit demi sedikit sehingga aliran darah arteri Brachialis mengalir kembali. Dengar dan awasi suara yang timbul ketika katup manset dibuka, akan terdengar suara duk-duk-duk.
  8. Suara duk-duk-duk yang pertama kali Anda dengar disebut juga suara KOROTKOW (Korotkoff)
Bagaimana menentukan tekanan sistole dan diastolenya?
Fase I:
Perhatikan ketika Anda memompa manset sampai suatu nilai tekanan (misal 140 mmHg) kemudian ketika udara dikeluarkan sedikit demi sedikit, maka tekanan manset berkurang. Mendadak akan terdengar suara yang jelas, pendek-pendek, bersifat ketukan (tapping) yang makin lama semakin keras, suara ini dinamakan suara Korotkoff. Suara ini terdengar selama tekanan manset diturunkan 10-14 mmHg.
Fase II:
Suara berubah menjadi bising (murmur) dan kerasnya berkurang selama penurunan tekanan 15-20 mmHg.
Fase III:
Suara menjadi jelas kembali dan lebih keras selama penurunan 5-7 mmHg berikutnya.
Fase IV:
Suara menjadi redup dan lemah dengan cepat selama penurunan 5-6 mmHg berikutnya.
Fase V:
Suara mulai menghilang.
Catatan: Ingat  dan catat suara yang pertama kali terdengar (fase I) terjadi pada tekanan berapa? itulah tekanan sistole. Suara yang menghilang (fase V) berkorelasi dengan tekanan diastole pada orang dewasa. Tekanan diastole pada anak-anak terjadi pada fase IV. Juga pada waktu kerja fisik pada orang dewasa, tekanan diastole terjadi pada awal fase IV.
Lakukan pemeriksaan ini  dua sampai tiga kali.
Mengukur tekanan darah secara benar sangatlah penting untuk mendiagnosis adanya hipertensi dan mengevaluasi respon pengobatan antihipertensi.

    PERHATIAN: PENGUKURAN TEKANAN DARAH YANG TIDAK AKURAT AKAN MENIMBULKAN KESALAHAN DIAGNOSIS DAN TERAPI ANTIHIPERTENSI !!

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar